Friday, March 25, 2011

0

only shine: aku harap dia hakaboshi ku

Posted in ,
3 minggu telah berlalu semenjak kematian kakek tatsuya, keheningan rumah mulai terasa. Apalagi tatsuya harus bekerja lebih giat di warung ramen yang baru beberapa hari. Dan aku, sibuk mempersiapkan ujian minggu depan. Kenaikan kelas yang aku tunggu-tunggu sangat membuatku bersemangat, tak disangka aku akan naik kelas 3!

Bel sekolah yang berdenting membuat langkahku semakin cepat menuju ruang kelas. “ah sial! Kenapa tatsuya harus bangun telat!” omelku dalam hati, ya, akhir-akhir ini tatsuya lebih sering bangun terlambat. Mungkin karena semangat dagangnya untuk bisa terus menyekolahkanku, dia juga tidak menerima bantuanku, “aku ingin menjadi laki-laki yang sejati!” ucapnya saat aku hendak mengambil sisa-sisa piring untuk dicuci.

“krreek” aku menggeser pintu perlahan. Ops! Sudah ada guru! “gomen nasai sensei!” aku membungkuk dan langsung menuju bangkuku. “dari mana saja kau Ori?” pak takada mendatangi tempatku. “sensei.. aku bangun kesiangan” seketika seisi kelas menertawakanku. Kepalaku menunduk sangat dalam. “hah.. akhir-akhir ini kau selalu telat” dia melanjutkan kembali pelajarannya.

“tok tok tok” suara ketukan pintu dari luar menyantap seluruh perhatian kelas. “oh iya silahkan masuk” pak takada menggaruk kepalanya yang botak. Seseorang dengan tubuh tinggi semampai, kulit yang putih cerah, dan rambutnya sedikit acak-acakan. Dia laki-laki itu!

“oh, maaf anak-anak, bapak lupa, kalau hari ini akan datang murid baru pindahan dari sekolah menengah di shibuya, silahkan perkenalkan namamu” pak takada mundur untuk mempersilahkan murid baru itu berdiri di depan kelas.
“namaku hakaboshi" ucapnya sembari memasukkan salah satu tangannya kedalam saku. aku yang sedari tadi mengobrol dengan mawaru terdiam seketika. entah kenapa rasanya aku pernah mendengar seseorang mengatakannya. Oh iya! Tatsuya!. "mana mungkin dia yang dibicarakan oleh tatsu, lagipula aku belum pernah melihat tatsuya bersama orang ini" batinku penuh dengan keyakinan.
seusai anak baru itu memperkenalkan diri, pak takada memberi kebebasan memilih tempat duduk padanya. kulihat mawaru sangat antusias, seakan-akan hakaboshi akan memilih duduk bersamanya.culun!

eitts.. ternyata mawaru salah strategi, anak laki-laki itu memilih duduk bersama seorang teman laki-lakiku, dia-fujisawa."haha aku lihat mukamu merona sangat merah mawaru!" aku berbicara tanpa suara, tapi dia tau maksudku. Karena hari ini spesial, dia tidak ingin duduk bersamaku. makanya aku sangat ingin mengucapkan kata-kataku tadi.

***
"teng-teng" bel pelaaran berakhir pun berdenting. seluruh manusia di kelas segera berhamburan keluar. mawaru yang selesai menata buku-buku di dalam tasnya mendekati mejaku. "ayo pulag" ucapnya. rumah kami memang sejalan, namun aku rasa hari aku ingin mampir ketempt tatsuya. kulihat dia merogoh kedalam tasnya lagi. dia mengeluarkan sebuah headphone.
"sepertinya kali ini aku tidak bisa menemanimu mawaru, aku ingin membantu tatsuya di warung buatannya. aku tidak tahan dengan sikapnya yang sok pahlawan itu" aku kembangkan sedikit senyum kedamaian. "baiklah kalau itu maumu" tanpa basa basi aku langsung melangkah keluar, namun tiba- tiba pandanganku beralih pada murid baru itu. hakaboshi. anak itu belum juga beranjak dari bangkunya. posisinya duduk begitu menawan, dia duduk bersandar tembok, dengan kepala yang menatap jingganya langit di luar. 
saat itu benar kata mawaru, dia begitu sempurna..
"heh!" mawaru mencubit pipi kananku sangat keras. "aah!! apa-apaan si?!" ucapku sedikit berbisik, aku sangat terkejut! "kau menatap hakboshi!" suaranya yang menggelegar membuat si pemilik nama itu menoleh. oops!!
"hei apa yang kamu lakukaan?!" seketika aku langsung menarik tangan untuk pergi dari ruangan itu. 
"kau membuatnya menoleh!" darah hangat mengalir di pipiku mungkin mukaku lebih merona ketimbang muka mawaru saat tak sebangku dengan hkaboshi. "itu pembalasanku, hehe" dia tertawa sangat puas! "dasar kau!" aku larut dalam aksi-balas-dendamnya.

0 comment:

Followers