Wednesday, May 18, 2011

0

aku hanya sampah..

Posted in
            Ku tunduk dalamkan kepalaku diantara dekapan tangan. Pelan aku merasa aku sendiri, walaupun diantara segilintir orang di dalam kelas. Sejauh ini, ini kali pertama ku rasakan hatiku hancur. Bak serpihan pasir yang sebelumnya berwujud batu.
Belaian angin lembut mengusap lembut rambut-rambut kecil dan wajahku, dengan perlahan aku mulai terisak…



“aku pengen belajar motret gelap rin” ucapnya ketika aku dan dia tengah berada di dalam gedung sekolah menengah pertama. Dia membuka penutup lensa kameranya dengan hati-hati. Kemudian dia menekan tombol kamera (sedang memotret).
“ya udah foto aja, susah amat, hhe” aku sedikit tertawa namun amat tertahan. Tak seperti saat aku tertawa benar-benar tertawa. Tiba-tiba dia mulai angkat bicara lagi, “aku bisa bikin kamu benci sama aku dalam waktu singkat” dia  kembali memotret. Aku hanya berdehem tak percaya.
“aku juga bisa bikin kamu terbang ke langit… abis itu jatoh” dia sedikit tertawa.
“ah masa?” ucapku singkat, dia tidak menjawab. Dan kini giliranku memotret.
            Setelah lama aku berada di SMP itu, aku dan dia kembali menuju rumah masing-masing. Saat perjalan hampir memasuki rumah, aku merasa ada yang ganjil. Entah kenapa, tiba-tiba ada yang mengusik hatiku. Sesuatu yang berhubungan dengan kata-katanya tadi. Ya, memang dia telah menyukai orang lain jauh-jauh ini. Setelah aku kira aku sempat merebut hatinya.tapi selepas ucapannya tadi embuat satu kesimpulan untukku. “aku juga bisa bikin kamu terbang ke langit… abis itu jatoh”
            Ah dia menipu perasaanku! Pikiranku buta karenanya! Saat aku mulai menyukainya dia malah dengan seenaknya mempermainkan perasaanku! Kalau saja sekarang anak itu menyukai orang lain lagi, itu hampir mustahil! Mencintai orang yang berbeda dalam waktu yang singkat? Hampir sangat tidak mungkin!
            Dengan mantap hati aku pergi kerumahnya sambil membawa dua lembar uang 50.000 an titipannya. Aku tak akan pernah mau mengenalmu lagi! Hatiku remuk..
            Seraut wajah yang membuatku muak itu muncul. Ku serahkan uang miliknya. Aku menarik nafas panjang, dengan gugupa aku mencoba mengatur nafas. Aku mencoba kata-kata pertamaku…
            “kamu tau ga? Kata-katamu menyakitkan tau…” selang dua detik, seketika aku pergi. Tak peduli apa kesalahan hatiku sehingga kata-kata itu keluar dari bibirku. Tak peduli dengan siapa kini aku bicara dan meninggalkannya begitu saja. Hatiku benar-benar hancur…
            Peluh air mata menetes perlahan melewati pipiku, aku mengusapnya pelan… “jahat” gumamku pelan. Perasaanku yang berkecamuk membuatku makin terisak…
“kamu kenapa rin?” itu temanku. Dia sadar akan suara tangisanku. Kendalikan emosimu… aku tak berani menatapnya, aku malah semakin terisak. “aku tau kalau temanku sedang ada masalah… tapi okelah kalau kamu ga mau cerita sekarang… kalau kamu ga mau dilihat banyak orang, kepalamu tundukin aja..” lia mengusap pundakku perlahan. Hatiku hancur… seakan aku hanya sampah yang ingin diperhatikan oleh lebah… aku kalah dengan hatiku, kali ini tangisku benar-benar tumpah…
Benar-benar tumpah…
***
Bel sekolah berbunyi nyaring, sebagian besar anak laki-laki di kelasku yang memang di cap kelas paling nakal mulai bersua tentang yel-yelnya “wayahe.. wayahe!” dalam bahasa Indonesia berarti waktunya (yang dimaksud waktu jam pelajaran habis)  ada-ada saja tingkah laku mereka.
Si guru yang ga nyadar juga dengan sindiran itu masih saja mengoceh –apalah itu, haduh.. aku sedikit tertawa dalam hati. Tiba-tiba..
Derrt.. dertt..
Handphone ku bergetar dua kali. Ada pesan masuk
From: Pak him
Nanti kumpul sebentar ya di depan masjid, ada yang ingin dibahas.
Aku mendesah pelan.
Di depan masjid.
Beberapa orang dengan pakaian osisnya telah berkumpul di tempat dimana pak himawan duduk. Dengan berhadapan dengan laptop yang sepertinya sudah berumur, 10 anak ekskul jurnalistik itu bergerumbul. Menonton cover majalah yang sebentar lagi akan di buat.
“oh iya, mana teman kita yang hobi foto itu?” si bapak dengan jenggot panjang itu mulai bertanya. Semua anak hanya melongo. Belum ada 5 menit pertanyaan itu terlontar, si orang yang dituju datang. Kenapa ga pergi aja?!­ Batinku.
Saat semua anak asyik dengan kedatangan manusia itu, aku hanya mencoba diam.. emosiku belum stabil…
***
Jam 07.00 WIB.
Aku menidurkan badanku yang mulai terasa pegal, lelah… ya, aku amat sangat lelah hari ini, apalagi batinku. Handphone ku bergetar.
Si orang penggemar foto itu, dia menanyaiku, what happen?! (secara sigkat dan tujuan ini percakapannya)
From: the devil.
Can I talk to you?

To: the devil.
Wht?

From: the devil.
I do not know what words I was saying that you hate me

To: the devil.
it only knows your heart, if you do not feel have wrong, do not say anything more

from: the devil.
I can’t answer it…

To: the devil.
Lagian apa hubungannya sama kamu ha?!

From: the devil.
rin, kalo ga ada hubungannya, ngapain aku nanya kamu?
Ngapain ak sms kmu?
Km knapa rin?!

To: the devil.
Jujur aku ngerasa selama ini kamu udh bhongin aku! Kmu udah mainin aku! Apalagi kta2mu yg “aku bisa terbangin kmu sampe langit.. abis itu jatoh” aku benci! Benci! Udh mana ak msih sulit buat ngilangin nama kmu! Benci!

Lama.. aku mulai terisak..

From: the devil.
Hem.. jawabanmu benar,, aku bkal ngjelasin sesuatu sma kmu, tpi nanti setelah ujian, kamu masih labil…

To: the devil.
Cih! Benci!benci!

From: the devil.
What should I do??

To: the devil.
Cih! BELAGU!

From: the devil.
What can I do??

Aku tak lagi menanggapi sms itu. aku sudah terlanjur terisak… ku tekan mulutku dalam-dalam dengan bantal. Aku tak mau ada yang tau dirumah. Aku tak ingin menceritakannya. Aku sudah muak!
Selanjutnya, aku biarkan diriku terbawa tidur dengan air mata yang masih menggantung…
***
“sebenarnya cinta itu selalu mempunyai pasangannya masing-masing.. layaknya awan dengan langit yang menjadi pasangan amat serasi di dunia^^”
End.

0 comment:

Followers