Tuesday, November 8, 2011

2

Violet untuk Warna

Posted in , ,
Dengan tangan bergetar aku menulis surat ini,
dengan hati yang tersayat pula.

kenapa kau tak mengatakannya padaku? bahwa saat marun menghancurkan seluruh tumpukan origamiku, kaulah yang membuatnya meminta maaf padaku. Dia mengatakan bahwa kaulah orang dibalik tingkahnya. Kenapa kau baru memberitahuku saat semuanya telah terlambat? padahal aku sempat mendiamkanmu dengan sejuta rasa kecewa dan benci. Dan kenapa pula kau tak bertanya padaku, "kenapa kau mendiamkanku?"


kemudian waktu aku baru putus cinta, kenapa kau juga tak kunjung datang untuk sekedar mengucap "sabar" padaku? Padahal aku menunggumu hingga senja hampir diselimuti petang. di mana kau? aku benar-benar ingin menangis.. dan anehnya, waktu itu tepat sekali handphoneku mati.

Esok paginya, tiba-tiba juga badanku memberontak untukku gerakkan, susah sekali. aku izin untuk tidak masuk ke sekolah. siangnya, Jingga mengirimkan pesan singkat padaku, bahwa kau datang ke sekolah. air mataku tiba-tiba ingin membuncah. aku senang sekaligus sedih, senang karena ternyata kau masih peduli padaku, sedih karena badanku benar-benar tak dapat digerakkan dengan sempurna.

Lalu, hari berikutnya, aku bisa kembali mengembangkan senyumku kembali, kau tau kenapa? karena aku teringat kata-katamu "semua itu akan indah pada waktunya.." Entah kenapa kata-kata itu yang pertama kali teringat olehku.

kau tau? Saat aku membaca bait-bait terakhirmu, aku sempat tertegun lalu dengan cepat aku mengangguk dengan semangat 45. aku ikuti terus tulisan tanganmu itu, hingga aku menemukan kata-kata "kini aku pergi ketempat yang lebih indah, bahkan lebih indah daripada bumi..." apa maksudmu? 


pada waktu itu, dengan langkah gegabah aku menuju perumahan yang kau tinggali. aku mencari-cari rumah yang berwarna sama dengan rumahku. karena katamu "cat rumah kita sama, namun entah mengapa tak ada rumah yang bercat sama di perumahanku." Setelah berlari-lari kecil, akhirnya aku menemukannya. di sana, bendera kuning berkibar dengan angkuhnya. dengan kaki gemetar aku melangkah masuk menuju rumahmu. di sana ada kedua orang tuamu. dan di sana pula, kau terbaring berbalutkan kain putih yang bersih. kenapa kau tak pernah bilang bahwa hidupmu hanya beberapa hari yang lalu?! kenapa?!!


ada dua kebenaran yang ingin aku katakan, pertama
"aku minta maaf" karena aku teramat panjang menulis surat balasan untukmu
kedua "bahwa aku teramat sangat menyukaimu.."



salam,             

Violet             

2 comments:

  1. Listen, my dear

    onLy gOd knOws why we came up thiz way
    we've aLreaDy tried, buT we cAn't fight nO more.
    There's something we can't work on
    So, when the day has come,
    Let it be.
    Our heart wiLL stiLL be 2gether
    Even when we're separateD.
    By a Long, Long diStance . . TruSt me, my dear
    Our Love is the oNLy thing pReciOus
    that i'll take to my finaL reSt

    ReplyDelete
  2. thanks a lot of your touching word. :D
    thats like my feeling for long time ago. someone who steal my heart was gone. but now, i almost forget that poor feeling. :)

    ReplyDelete

Followers